Ketika semua TV menayangkan sebuah pesan duka cita atas mangkatnya sang Prabu Soeharto, ada yang unik dengan seorang sosok yang sering disebut kyai mbeling, Emha Ainun Nadjib. Kyai dalam arti jawa adalah yang diagungkan sedang mbeling adalah nakal/kurang ajar. Jadi bisa dikatakan Emha adalah seorang sosok kontroversial.
Sosok kontroversial ini sangat melekat dari diri Emha Ainun Nadjib. Ketika teman seperjuangan reformasi seperti Yusril, Gus Dur, Amien Rais dan Mega serta tokoh-tokoh lain mencapai tangga politik tingkat atas di negeri ini. Beliau malah mengukuhkan sebagai seorang budayawan.
Bisa dilihat http://padhangmbulan.com/content/view/1/3/lang,id/.
Di saat semua tokoh membuat partai-partai dan sibuk mengatur kursi-kursi dalam fraksi-fraksi politik, dia malah sibuk membuat pendidikan politik yang jelas tidak ada sangkut pautnya dengan pemilihan presiden. Coba anda lihat penggalan kalimat dari situs padhangmbulan.com:
"Bersama Grup Musik Kiai Kanjeng, Cak Nun rata-rata 10-15 kali per bulan berkeliling ke berbagai wilayah nusantara, dengan acara massal yang umumnya dilakukan di area luar gedung. Di samping itu, secara rutin (bulanan) bersama komunitas Masyarakat Padang Bulan, aktif mengadakan pertemuan sosial melakukan berbagai dekonstruksi pemahaman atas nilai-nilai, pola-pola komunikasi, metoda perhubungan kultural, pendidikan cara berpikir, serta pengupayaan solusi-solusi masalah masyarakat"
Adalah seorang gelandangan politik pas buat sosok satu ini. Seorang yang hanya beratap langit lazuardi tanpa sebuah platfon partai politik. Yang bergerak menggembala wong cilik. Yang mendendangkan lagu-lagu cinta rakyat kecil. Dan kata wirid dari dia yang terkenal adalah Duancooook. Suatu kata khas yang merupakan salam indah dari suara wakil rakyat yang terinjak.
Ngelakoni itu susah bukan sekedar tulisan semata (dari Guru DF ku)
Iklan ini dipersembahkan oleh Golongan Putih nan Jernih
forum.detik.com
Recent Posts
0 komentar:
Posting Komentar